aku adalah aku...

Foto saya
malang, jawa timur, Indonesia
sangat disayangkan menjadi orang pinter tapi gk bener...tp kl jadi orang bener tapi gk pinter malah tambah gampang di tipu..enaknya trus belajar supaya pinter biar bisa jadi orang bener supaya bisa bermanfaat buat orng lain.

Rabu, 30 November 2011

Saham


Saham
Sebelum melakukan investasi di pasar modal, seorag investor terlebih dahulu harus menentukan sekuritas apa yang dipilih. Pemilihan sekuritas ini dilakukan untuk menyesuaikan dana yang dimiliki oleh investor serta tujuan investasi dari investor tersebut. Salah satu sekuritas yang paling banyak dipilih atau diminati oleh para investor adalah saham.

Pengertian Saham
Darmadji dan Fakhruddin (2001) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham yaitu selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan oleh pemodal di perusahaan tersebut.
Pengertian saham menurut Sunariyah (2004) merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Dengan demikian apabila seorang investor membeli saham, maka investor tersebut menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan.
Menurut Siamat (1995) saham atau stock didefinisikan sebagai surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham atau sering disebut dengan shares merupakan instrumen yang paling sering diperdagangkan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham merupakan surat bukti atau tanda kepemilikan atas suatu perusahaan.

Jenis-Jenis Saham
Darmadji dan Fakhruddin (2001) membedakan saham dalam beberapa sudut pandang:
·         Saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, terbagi atas:
1.        Saham Biasa (common stock)
Saham biasa yaitu merupakan saham yang rnenempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2.        Saham Preferen (preferred stock,)
Saham preferen merupakan saham memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi tetapi juga bisa mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

·         Saham dilihat dari cara peralihannya dapat dibedakan atas:
1.        Saham Atas Unjuk (bearer stocks)
Saham atas unjuk artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2.     Saham Atas Nama (registered stocks)
Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

·         Saham ditinjau dari kinerja perdagangan dapat dikategorikan atas :
1.             Blue-Chip Stock
Blue-Chip Stocks yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
2.          Income Stock
Income Stocks yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen yang lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
3.          Growth Stocks (well-known)
Growth Stocks (well-known) yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4.        Speculative Stocks
Speculative Stocks yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.
5.        Counter Cyclical Stocks
Counter Cyclical Stocks yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di masyarakat. Jenis-jenis saham dapat dibedakan berdasarkan sudut pandangnya dan umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock).
 Risiko Investasi Pada Saham
            Menurut Tjiptono dan Hendy (2001) risiko investasi pada saham antara lain:
a.   Tidak Ada Pembagian Dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan, dan sebaliknya perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Atau bisa juga perusahaan mendapatkan keuntungan dari operasionalnya tetapi RUPS memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham karena laba yang diperoleh perusahaan akan dipergunakan untuk ekspansi perusahaan.
b.      Capital Loss
Capital Loss merupakan selisih antara harga jual dan harga beli saham. Jadi Capital Loss ini kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi di mana investor menjual saham lebih dari harga belinya.
c.     Risiko Likuidasi
Apabila perusahaan (emiten) dinyatakan bangkrut atau dilikuidasi oleh pengadilan, maka dalam hal ini kewajiban perusahaan dapat dilunasi dari hasil penjualan kekayaan perusahaan, jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
d.     Saham Delesting dari Bursa
Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya (delesting) di Bursa, sehingga akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan lagi di Bursa Efek.

Setiap keuntungan yang akan didapat dari suatu investasi, pastilah mengandung risiko. Oleh karena itu selain mendatangkan keuntungan investasi dalam bentuk saham, juga mendatangkan risiko-risiko yang harus dipertimbangkan.

Faktor-Faktor Penggerak Harga Saham
Menurut Arifin (2002), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh seorang yang menjadi daya pemicu berfluktuasinya harga saham antara lain: (1) Kondisi Fundamental Emiten, (2) Hukum permintaan dan Penawaran, (3) Tingkat Suku Bunga, (4) News dan Rumors.
1.      Kondisi Fundamental Emiten
Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka makin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham dan begitu juga sebaliknya. Selain itu kesediaan emiten akan menjadi tolok ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung oleh investor.
2.   Hukum Permintaan dan Penawaran
Faktor hukum permintaan dan penawaran berada diurutan kedua setelah faktor fundamental emiten karena setelah investor mengetahui kondisi fundamental perusahaan, maka selanjutnya akan melakukan transaksi, baik jual maupun beli. Transaksi-transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.
3.   Tingkat Suku Bunga
Suku bunga disini adalah suku bunga yang diberlakukan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral dengan mengedaran Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan adanya perubahan suku bunga, maka tingkat pengembalian hasil dari berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Pemerintah melalui BI akan menaikkan tingkat suku bunga guna mengontrol peredaran uang di masyarakat dalam arti harus mengontrol perekonomian nasional.
4.   News dan Rumors
Yang dimaksud dengan News dan Rumors di sini adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan hingga berita seputar resuffle kabinet. Selain itu juga pernyataan-pernyataan politik yang keluar dari para politikan juga dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar uang asing, dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial politik.
Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan dipengaruhi oleh berbagai variabel fundamental, di mana variabel-variabel tersebut secara bersama-sama membentuk kekuatan politik yang berpengaruh terhadap transaksi saham, sehingga harga saham akan mengalami berbagai kemungkinan kenaikan harga atau penurunan harga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar