aku adalah aku...

Foto saya
malang, jawa timur, Indonesia
sangat disayangkan menjadi orang pinter tapi gk bener...tp kl jadi orang bener tapi gk pinter malah tambah gampang di tipu..enaknya trus belajar supaya pinter biar bisa jadi orang bener supaya bisa bermanfaat buat orng lain.

Sabtu, 03 Desember 2011

Sters kerja

Karena dianggap sebagai bagian dari pengalaman hidup, stres merupakan hal yang rumit dan komplek. Dalam banyak peristiwa stres banyak dipandang orang dari sudut yang berbeda. Ditinjau dari asal katanya stres menurut bahasa Inggris kuno disebut Stresse, yang artinnya ´hardship, distsress´es sedangkan menurut bahasa Perancis kuno disebut Estresse yang artinnya ´ narrowness´ dan menurut bahasa Latin kuno disebut Strictia  yang artinya ’tight’, ‘narrow’. Menurut Hans Selye, tokoh yang pertama kali mengemukakan konsep stres dengan pendekatan biologi pada tahun 1930-an, stres dipandang sebagai suatu sindrom adaptasi umum yang ditampilkan organisme dalam menghadapi tuntutan atau tantangan. Tuntutan dan tantangan yang menghadapi dapat mengakibatkan respon yang positif (EUSTRESS) maupun mengakibatkan respon yang negatif (DISTRES) (Seri Kesehatan masyarakat, 2002: 16).
Ada banyak definisi stres yang dimengerti orang sebanyak orang percaya stres itu ada. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang saling mengkaitkan dengan stres: hal, peristiwa, orang, keadaan yang menjadi sumber stres (stressor); orang yang mengalami stres (the stressed); dan hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab stres (transactions) serta segala hal yang berkaitan dengannya. (Hardjana, 1994: 11). Pengertian lain menjelaskan bahwa Stres adalah tekanan terlalu besar bagi kita (Towner, 2002: 19). Stephen P. Robins (1996: 222) mendefinisikan stres sebagai kondisi dinamik dalam mana seseorang individu dikonfrontasi dengan sebuah peluang, kendala atau tuntutan yang berkaitan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti.
Definisi lain menjelaskan bahwa stres kerja adalah stres yang bersumber dari segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kondisi kantor, hubungan kerja. Kesemuanya menyebabkan ketidakseimbangan antara karakteristik pekerja dengan karakteristik tuntunan pekerjaan (Indarjati 1996 dalam Siti Djamilah 2001: 91). S.M. Jex (1996) dalam Djamilah (2000: 91) mendefinisikan stres kerja dalam tiga cara yaitu sebagai sumber stimulus, sebagai respon atau sebagai hubungan stimulus-respon, yang mengacu pada job stresor (segala kejadian lingkungan di tempat kerja menghendaki beberapa tipe respon adaptif). Sedangkan definisi respon mengacu pada strain (merupakan suatu respon individual terhadap stressor). Lingkungan yang berkaitan dengan pekerjaan yaitu reaksi organisme yang dapat berupa psikologis, fisik atau perilaku. Dari beberapa pengertian diatas akhirnya stres didefinisikan dalam pendekatan stimulus-respon yang mengacu pada akibat dari interaksi antara stimuli (job stressor) dengan respon individual (strain); dan didukung tiga komponen utama dari stres yaitu komponen stimulus, komponen respon dan komponen interaksi. Di bawah ini gambar komponen stres (Indriyo dan Nyoman, 2000: 51)
1.    Jenis Stres Kerja
Stres dibagi menjadi dua jenis. Di mana stres yang opimal berperan dan berdampak positif serta konstruktif  bagi kita atau biasa dibilang stres baik disebut eustress. Sebaliknya stres yang merugikan ada merusak bagi kita atau stres destruktif disebut disstress. (Hardjana, 1994: 22). Dari penjelasan pengertian  Stres diatas dapat diambil kesimpulan bahwa stres dibagi menjadi tiga jenis secara garis besar yaitu stres fisik, stres psikologis dan stres organisasi.
2.    Penyebab Stres Kerja
Apa penyebab stres. Menurut  Mangkunegara (2002: 157) penyebab stres kerja antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam kerja. Pendapat Bernardi dan Russel 1998 dalam Siti Djamilah, 2001: 91 Stressor dapat berasal dari dalam organisasi dan luar organisasi. Yang berasal dari dalam organisasi dapat berupa :
1)    Lingkungan fisik seperti penerangan, suhu, polusi udara, suara berisik.
2)    Pada level individu misalnya role conflict (jika pekerja dipaksa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai pribadinya atau dengan pekerjaan yang lain), role ambiguity (Jika pekerja tidak yakin dengan apa yang diharapkan dan bagaimana sistem imbalannya), role overload (jika pekerja hanya punya waktu sedikit dan tidak mempunyai skill yang dibutuhkan),.
3)    Pada level group misalnya kurangnya kohensi group dan timbulnya konflik.
4)    Pada level organisasi misalnya iklim organisasi yang tidak sesuai dengan individu, job design, organisation design.Stressor dari luar organisasi (non work factor) misalnya masalah dalam keluarga, konflik dengan tetangga, tekanan sosial, ras.
 Di bawah ini suatu model stres yang menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya stres (Robbins, 1996: 224).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar