aku adalah aku...

Foto saya
malang, jawa timur, Indonesia
sangat disayangkan menjadi orang pinter tapi gk bener...tp kl jadi orang bener tapi gk pinter malah tambah gampang di tipu..enaknya trus belajar supaya pinter biar bisa jadi orang bener supaya bisa bermanfaat buat orng lain.

Sabtu, 03 Desember 2011

Prestasi Kerja

1.     Pengertian Prestasi Kerja
Istilah prestasi kerja berasal dari kata Job Performance Atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian prestasi kerja sendiri  adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2002: 67). Hasibuan (1990: 105) mengatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu  hasil karya yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
2.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi kerja
Baik buruknya prestasi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor Yang mempengaruhi pencapaian prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Keith Davis   dalam Mangkunegara, 2002: 67 yang merumuskan bahwa :
Human Performance           =          Ability + Motivation
Motivation                              =          Attidute + Situation
Ability                                     =          knowledge + Skill

Herzbrg dalam karyanya (1996) telah menyatakan bahwa ada satu faktor terpenting dalalm meningkatkan dan perbaikan prestasi kerja adalah kepuasan kerja (Job Satisfaction). Penunjang kepuasaan  ini meliputi hal-hal seperti kondisi dan kemudahan dalam pekerjaan, stabilisasi pekerjaan dan hubungan dengan rekan-rekan sekerja, perkembangan karier dan pekerjaan itu sendiri. (Fraser, 1992: 46)
Berdasarkan analisis  yang telah disajikan oleh Gilmer (1961), ancangan fox (1971) mewakili sebuah pandangan lain yang lebih berorientasi pada kepuasaan kerja ini (Fraser, 1992: 47-48). Ia telah menentukan tiga bidang pemikiran dalam kepuasaan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja, yaitu pekerjaan itu sendiri (ketrampilan), lingkungan pekerjaan (yakni struktur organisasi) dan kebutuhan individu dari pelaku pekerjaan. Dalam lingkungan pekerjaan misalnya, hubungan antara penyelia dan karyawan sendiri perlu diadakan koreksi-koreksi untuk meningkatkan kerjasama dan komunikasi melalui hirarki yang tidak beku, sementara di luar lingkungan perkerjaan  formal, pemberian semangat kerja melalui rekreasi juga sangat berarti.
Gilmer juga menetapkan adanya kebutuhan individual dan sosial para pekerja, barangkali dapat disamakan dengan kebutuhan akan pemenuhan tingkat yang paling tinggi dari Maslow atau faktor "penunjang kepuasan" dari Herzberg, yakni, kebutuhan akan pengakuan  harga diri secara kreatif. Mengakui harus ada keterarahan pada suatu sasaran yang amat pribadi. Tetapi, harus disadari bahwa harus ada skala prioritas dalam batas-batas yang mungkin bagi seseorang untuk mencapai sasaran pribadi. Pekerja tersebut hari\us sekaligus memilki tingkat kemapan fisik yang memadai serta keteguhan mental untuk mencapai sasaran yang ia tetapkan, dan harus mampu menyesuaikan diri sejauh yang diperlukan untuk menahan stres yang dihadapi.
Hal ini membuktikan bahwa faktor yang meningkatkan prestasi kerja tidak hanya human performance, motivasi, ability tetapi juga job satisfaction yang dampak yang luar biasa bagi kesehatan mental pekerja dalam menghindari stres kerja.          
3.     Pengukuran Prestasi  Kerja
Ukuran sukses dan bagian-bagian  mana yang dianggap penting dalam suatu pekerjaan memang sulit mengukurnya. Karena berbagai jenis pekerjaan yang beragam yang pasti merupakan ukuran yang berbeda-beda. Agar prestasi kerja mudah diukur (Meier dalam As’ad, M, 1996: 63) membagi menjadi dua jenis pekerjaan yaitu:
a.    Pekerjaan produktif, secara kuantitatif orang bisa membuat suatu standar obyektif.
b.    Pekerjaan non produktif, di mana penentu sukses tidak seseorang dalam tugas biasanya didapat melalui jugments atau pertimbangan subyektif.
Dharman (2000: 154) menjelaskan banyak cara pengukuran yang dapat digunakan seperti penghematan, kesalahan dan banyak lagi. Tetapi hampir semua cara pengukuran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.    Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau capai.
b.    Kualitas yaitu mutu yang harus diselesaikan atau dicapai.
c.    Ketepatan waktu yang harus sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar