aku adalah aku...

Foto saya
malang, jawa timur, Indonesia
sangat disayangkan menjadi orang pinter tapi gk bener...tp kl jadi orang bener tapi gk pinter malah tambah gampang di tipu..enaknya trus belajar supaya pinter biar bisa jadi orang bener supaya bisa bermanfaat buat orng lain.

Sabtu, 03 Desember 2011

budaya kerja

Menurut Magnis-Suseno (1996:20), “budaya kerja adalah cara atau pola bertindak perusahaan termasuk didalamnya pola berkomunikasi, antara pimpinan dan staf pimpinan, antara manajemen atas dan manajemen menengah, antara pimpinan dan karyawan, dan khususnya pola pengambilan keputusan.“ sedangkan pendapat Sulaksono (1988:20), “budaya kerja adalah pola terpadu dari tingkah laku pegawai dalam perusahaan terdapat mereka bekerja yang meliputi pemikiran, tindakan, pembicaraan dan lain sebagainya.
Kotter dan Heskett, dua orang profesor dari Harvard Business School, yang dikutip oleh Cheki (1996:15) mendefinisikan “budaya  kerja sebagai seperangkat nilai norma, persepsi dan pola perilaku yang diciptakan atau dikembangkan dalam sebuah perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah mengenai adopsi secara eksternal maupun masalah integrasi secara internal.” Sedangkan menurut Kotter dan Heskett yang dikutip oleh Triono (1996:12) mengatakan : “budaya kerja dimanapun dia berada, memiliki dimensi yang kasar mata, yang dengan sangat mudah dapat diidentifikasi sebagai perilaku umum dalam organisasi tersebut, dan dimensi lain yang tidak teraba kecuali oleh anggota organisasi itu sendiri.” Budaya kerja yang kasar mata, seperti cara anggota organisasi melayani konsumennya, cara berpakaian para pegawainya, cara mereka berkomunikasi antara atasan dengan bawahan dan sesamanya, terletak pada sisi beharioristik sistem nilai perusahaan. Pada sisi lain budaya kerja yang tidak teraba adalah bagian yang paling sukar untuk dirubah karena terletak pada sisi kognitif sistem nilai sebuah perusahaan. Sisi budaya ini terdiri atas ide atau gagasan anggota organisasi tentang  lingkungannya, dan biasanya cenderung untuk lamban dari waktu ke waktu bahkan bila anggota organisasi yang ada telah berubah.
Dalam menumbuhkan dan menciptakan budaya kerja, menurut Siswanto (1996:4) diperlukan beberapa persyaratan :
a.       Prinsiple based agreement, sebagai pola kerja untuk tim, kelompok dan perusahaan guna memperjelas cara kerja sama diantara para anggotanya.
b.      An explicit governance process yang dimaksudkan untuk menuangkan secara jelas hal-hal yang dalam lingkungan kerja umunya secara implisit diketahui dan dilaksanakan. Dengan demikian, setiap orang mengetahui apa yang diharapkan daripadanya, dan mereka harus sepakat bertanggung jawab untuk melaksanakan.
c.       A. behavioral  shift, baik sebagai pribadi atau bersama-sama dalam tim.  Hal ini diperlukan karena dalam collaborative work place diperlukan perubahan bertahap ke arah budaya gotong-royong yang sebenarnya, secara melepaskan diri dari budaya. Penghindaran akomodatif dan kompromis.
d.      Operating agrecment, yang mencerminkan values and beliefs yang dianut dan disepakati anggota tim, kelompok maupun perusahaan kalau hal ini dilakukan memungkinkan terbentuknya collaborative work ethic yang memerlukan perubahan definisi budaya kerja yang dapat mengubah organisasi dari hasil kerja agar sesuai dengan perilaku yang diinginkan.
Sulaksono (1988:42) berpendapat bahwa organisasi yang sukses pada jangka panjang organisasi yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1.      Memiliki falsafah yang jelas dan tegas mengenai bagaimana menjelaskan usaha mereka.
2.      Memiliki pemimpin organisasi yang sungguh-sungguh dalam membentuk dan menyetel nilai-nilai organisasi
3.      Memiliki nilai-nilai organisasi yang dimengerti dan dimiliki bersama untuk seluruh organisasi.

Nilai-nilai yang dimiliki bersama itu mendefinisikan karakter organisasi dan membedakan satu organisasi dengan organisasi lain, yang sering dinamakan budaya kerja organisasi.
            Dari pendapat beberapa sarjana maka ada beberapa pengertian yang sama berkaitan dengan budaya kerja, yakni :
1.      Keteraturan perilaku yang diamati ketika orang-orang berinteraksi, misalnya bahasa yang digunakan dan diucapkan yang dilakukan sehubungan dengan rasa hormat dan cara bertindak atau bersikap.
2.      Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja.
3.      Nilai-nilai dominan yang didukung oleh sebuah organisasi
4.      Peraturan-peraturan pergaulan dalam organisasi, cara-cara untuk diterima sebagai warga organisasi
5.      Rasa atau iklim yang disampaikan dalam sebuah organisasi secara fisik dan cara berinteraksi para anggota.
Secara umum penulis menyimpulkan budaya kerja dalam organisasi adalah perilaku-perilaku organisasi yang harus direfleksikan oleh anggota organisasi yang merupakan pedoman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar