aku adalah aku...

Foto saya
malang, jawa timur, Indonesia
sangat disayangkan menjadi orang pinter tapi gk bener...tp kl jadi orang bener tapi gk pinter malah tambah gampang di tipu..enaknya trus belajar supaya pinter biar bisa jadi orang bener supaya bisa bermanfaat buat orng lain.

Sabtu, 03 Desember 2011

Peranan pemimpin


Peranan pemimpin (leadership) adalah sebagai berikut :
Peranan seorang pemimpin yang baik menurut seorang ahli pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Sebagai seorang pencipta, seorang pemimpin hendaknya mampu mencetuskan pikiran atau ide baru.
b.      Sebagai seorang perencana, pemimpin hendaknya mampu untuk membuat rencana yang tersusun baik menurut fakta-fakta yang objektif tentang masalah yang dipimpinya.
c.       Sebagai wakil kelompok pemimpin bukanlah seorang yang berdiri di luar kelompoknya, ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelompok itu. Dengan demikian maka segala pikiran, usaha dan tindakan hendaklah dilakukan demi tujuan kelompoknya.
d.      Sebagai seorang ahli, seorang pemimpin oleh anak buahnya dipandang sebagai orang yang serba tahudan serba bisa.
e.       Sebagai pengawas hubungan antar anggota-anggota organisasi, pemimpin harus menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha menciptakan serta mengembangkan hubungan yang baik dan harmonis. Diantara para anggotanya, sehingga menimbulkan semangat kerja kelompok.
f.       Bertindak sebagai wasit atau hakim, pemimpin (harus dapat menangani dengan bertindak tegas secara objektif tanpa pilih kasih atau memihak pada golongan tertentu)
g.      Sebagai pemegang tanggung jawab kelompok, seorang pemimpin yang baik harus berani bertanggung jawab atas nama kelompok.
h.      Bertindak sebagai ayah, ia menaruh cinta kasih terhadap anggotanya sesuai sikap seorang ayah.
i.        Sebagai korban atau “kambing hitam” bahwa dirinya tempat melempar keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam organisasi. Sebagai pemimpin kelompok yang harus bertanggungjawab atas nasib organisasi dan para anggota yang dipimpinnya.
j.        Menjalankan peranan sesuai dengan rumusan Ki Hajar Dewantoro tentang kependidikan atau kepemimpinan yang berbunyi :
1.      Ing ngarso sung tulodo (dimuka diberi teladan)
2.      Ing madya mangun karso (di tengah membangun kemauan)
3.      Tut wuri handayani (di belakang selalu mempengaruhi) (Karyadi 1989:61-63)


Ajaran kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dapat dijelaskan sebagai berikut:
-          Ing ngarso sung tulodo, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu lewat sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya sebagai pola anutan dari orang yang dipimpinnya.
-          Tut wuri handayani, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang menjadi bawahannya agar berani didepan dan sanggup bertanggung jawab.
-          Ing madyo mangun karso, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu membangkitkan berswakarsa dan berkreasi pada orang yang dibimbingnya.

Disamping itu dalam menjalankan kepemimpinan unsur keteladanan sangat berperan, artinya seorang pemimpin harus mempunyai sikap konsisten dan konsekwen. Sebagai seorang teladan tentulah ia menjadi contoh yang baik yang patut ditiru oleh bawahannya.
Telah dijelaskan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan pimpinan dalam rangka menggerakkan dan mengarahkan orang-orang untuk mengikuti keinginan pimpinan, maka pekerja memimpin berbeda dengan pekerja lain yang langsung berhadapan dengan alat atau barang, memimpin adalah suatu jenis pekerjaan yang berhadapan dengan manusia pekerja yang memiliki akal, pikiran, perasaan dan hak-hak asasi yang harus diperhatikan. Itulah sebabnya pekerja memimpin memerlukan Teknik.
Dalam kaitannya dengan Teknik kepemimpinan diungkapkan bahwa, Teknik kepemimpinan adalah suatu peraturan, cara, dan metode yang dapat dipakai dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, sehingga dapat memperoleh hasil yang sebesar-besarnya (Karyadi, 1989:14) selanjutnya Karyadi (1989:75) menggolongkan Teknik kepemimpinan sebagai berikut :
a.       Teknik kepemimpinan pokok, ialah Teknik kepemimpinan yang dapat digunakan sebagai dasar dari seluruh macam kepemimpinan seperti :
1.      Teknik menyiapkan orang-orang supaya mampu menjadi pengikut.
2.      Teknik memperlakukan orang-orang sebagai manusia ia bukan sebagai alat.
3.      Teknik untuk menjadi teladan sebagai pengikut
b.      Teknik kepemimpinan khusus, yaitu teknik-teknik kepemimpinan pokok agar supaya tugas kepemimpinan dalam bidang khusus perusahaan industri, perusahaan pertanian, perusahaan alat olah raga, kemiliteran dan lain sebagainya.

Sedangkan Pamuji (1986:97) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan teknik kepemimpinan adalah suatu cara yang merupakan pola tetap untuk mempengaruhi orang-orang agar bergerak kearah yang diinginkan pemimpin.
Teknik kepemimpinan tersebut ditetapkan dengan mengingat situasi dan kondisi masyarakat ada enam  teknik kepemimpinan.
Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Teknik pematangan/penyiapan penyiapan pengikat
Teknik ini oleh pimpinan ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Teknik penerangan dan propaganda. Teknik penerangan dimaksudkan untuk memberikan keterangan yang jelas dari faktual kepada orang-orang sehingga mereka dapat memiliki pengertian yang jelas mengenai sesuatu hal yang menyebabkan timbulnya kemauan untuk mengikuti pimpinan. Sedangkan teknik propaganda sifatnya memaksakan kehendak, sehingga mengikuti (bawahan) tidak punya pilihan lain untuk memilih karena adanya ancaman berupa sanksi
b.      Teknik Human Relation
Teknik ini lebih menitikberatkan masalah bagaimana memotivasi orang agar orang mau bergerak. Pendekatan ini melalui pemenuhan kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), serta kebutuhan psikologis (hidup layak, penghargaan, keamanan, ikut serta, dll). Dengan adanya dorongan tersebut untuk memenuhi kebutuhan diharapkan orang-orang (pengikut) bersedia mengikuti pimpinan yang mereka harapkan dapat memenuhi kebutuhannya
c.       Teknik menjadi teladan
Teknik ini paling cocok diterapkan pada masyarakat yang masih berorientasi ke atas (panutan). Pemimpin memberikan contoh dan dengan contoh ini mereka melihat dan kemudian mereka mengikuti. Pada hakekatnya pemberian dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek negatif yang berupa larangan dan aspek positif yang berupa anjuran apa yang seharusnya dilaksanakan. Pemberian teladan, pemimpin harus membatasi diri tidak menyimpang atau melanggar peraturan tetapi sebaliknya mematuhi anjuran-anjuran. Dalam teknik ini sangat memerlukan suatu disiplin diri yang tinggi.  
d.      Teknik perjuasi dan pemberian perintah
Teknik perjuasi menunjukkan pada suasana dimana antara pemimpin dan pengikut tidak terdapat suatu batasan yang jelas. Dengan demikian pemimpin tidak dapat menggunakan kekuatan atau kekuasaannya. Kepengikutan pada dasarnya karena adanya pengertian dan keinsyafan mengenai persoalan yang dihadapi. Sedangkan teknik pemberian perintah dimaksudkan agar diberi perintah mematuhi apa yang diperintahkan untuk dilakukan. Perintah yang diberikan disertai dengan adanya kekuatan dan kewenangan dengan demikian perintah yang dikeluarkan mempunyai kekuatan atau kekuasaan untuk memerintah yang diperintahkan pemimpin diterima oleh mereka yang dipimpin.
e.       Teknik penggunaan sistem komunikasi yang cocok
Komunikasi artinya menyampaikan sesuatu maksud kepada pihak lain, baik dalam rangka penerangan persuasi, perintah dan sebagainya. Yang penting disini maksud diterima oleh si penerima sesuai dengan maksud si pengirim. Masalahnya ialah bagaimana maksud diterima tidak ditafsirkan lain yang dapat berakibat adanya kekeliruan. Sistem komunikasi yang cocok tergantung pada faktor keadaan si penerima maksud, serta sasaran komunikasi yang tersedia. Keadaan penerima komunikasi dapat dilihat dari beberapa sudut seperti; bahasa, pendidikan, golongan, kedudukan, jarak dalam susunan organisasi serta lokasinya.
f.       Teknik penyediaan fasilitas-fasilitas
Pengikut akan lebih mudah untuk mengikuti apa yang diperintahkan kepadanya apabila mereka mendapatkan fasilitas-fasilitas dan kemudahan-kemudahan.
Kemudahan-kemudahan dan fasilitas-fasilitas tersebut berupa :
-          Kecakapan yang diberikan melalui anggaran belanja
-          Uang yang disediakan melalui anggaran belanja
-          Perlengkapan dan tempat kerja yang berupa perlengkapan kerja yang baik serta tempat kerja yang sesuai dengan suasana kerja yang akan dilaksanakan.
-          Waktu, dimana pekerjaan yang dilakukan harus tersedia waktu sesuai dengan luas dan besarnya pekerjaan
-          Perangsang dimaksudkan agar gairah kerja akan semakin meningkat, sebab dengan demikian bawahan akan berusaha untuk bekerja sebaik-baiknya dengan berusaha untuk tidak berbuat kesalahan-kesalahan.

1 komentar: